Loading..

Kamis, 12 Januari 2017

Mengenal Desktop Environment pada Linux

Intermesso, familiar dengan kata GNOME, KDE, Unity, Mate, Cinnamon, Xfce, LXDE? yang barusan itu semua disebut dengan Desktop Environment.

Dalam salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang disebut interaksi manusia dan komputer disingkat IMK, dalam bahasa inggris (Human Computer Interaction, HCI) dijelaskan bahwa sistem komputer harus dirancang sesuai dan berorientasi dengan kebutuhan manusia sebagai pengguna, karena sistem komputer tidak dapat beroperasi tanpa input berupa intruksi dari penggunanya maka dengan mengadaptasi interaksi yang ada di dunia nyata, diharapkan dapat memberikan kemudahan penggunaan untuk orang-orang non teknis, lalu muncul istilah Graphical User Interface(GUI),singkatnya GUI merupakan antar muka visual yang menghubungkan input dari pengguna dan output yang ditampilkan oleh komputer sesuai dengan intruksi yang ada, istilah kerenya what you see is what you get,disingkat WYSIWYG.
Beberapa penerapan GUI antara lain desktop, penunjuk(pointer), Berkas(file), map(folder), papan jendela(window), pengelola berkas, dan menu. Dari kumpulan GUI yang telah disebut merupakan bentuk digital dari bentuk fisik lingkungan tempat kerja, dengan kata lain bisa disebut desktop environment(DE). Pada OS Linux, selain merepresentasikan penampilan visual, DE juga memiliki peranan dalam paket software, dan kebutuhan dari varian distribusi(distro) Linux yang ada. Contoh distro Ubuntu, memiliki lebih dari 1 varian(flavor) seperti Ubuntu(Unity DE)Ubuntu GNOME(GNOME DE), Edubuntu, Kubuntu(KDE), Lubuntu (LXDE), Xubuntu(Xfce), dll

Karena setiap orang memiliki selera(style) dalam mendekorasi tata letak lingkungan kerjanya, demikian juga berlaku pada dunia GUI yang mana DE memiliki banyak varian rasa varian(flavor), dari yang minimalis, standart,maximalis, dan keperluan khusus(customize). Pengertian minimalis disini adalah DE menggunaan sumber daya (resource) RAM dan hardisk yang sedikit,dan sebaliknya hal itu bisa dikatakan pemilihan DE berbanding lurus dengan pemakaian resource pada komputer. Biasanya pemilihan distribusi OS Linux dipengaruhi oleh kebutuhan dan orientasi dari user, contoh untuk orientasi perfoma komputasi maka DE dengan resource minim menjadi pilihan, seperti LXDE dan Xfce. Untuk kebutuhan GUI menawan terdapat DE seperti Deepin, Elementary, dan KDE, dengan pengorbanan kebutuhan resource besar.

Pengalaman pribadi yang sedang belajar Linux, personaly prefer DE with low resource consumption, karena faktor performa, Semoga tulisan mengenai DE bisa menjadi informasi tambahan untuk yang baru belajar Linux dan menjawab pertanyaan seperti apa itu gnome, kde, xfce, ngaruhnya apa dan bla bla bla !
Catatan : Masih banyak jenis DE yang belum saya sebutkan di atas(dalam postingan ini)

Tentang Penulis

Author: