Penjelasan partisi root / pada Linux
![]() |
| ilustrasi partisi pada system windows |
/ berupa symbol back forward slash dibaca root, jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya akar, jika dihubungkan dengan GNU Linux, berarti root, root memiliki banyak arti, bisa sebagai partisi, direktori dan user. Jika diartikan sebagai partisi / merupakan partisi yang memiliki fungsi sama dengan drive C:\ pada system Windows(menggunakan symbol back slash) pada GNU Linux disebut file system, yang di dalamnya terdapat file program, dan konfigurasi system yang digunakan untuk mengatur(handle) dan menjalankan system GNU Linux. Pada system windows kita menjumpai sytem dengan tipe FAT32, dan NTFS, dimana masing tipe file system tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Sama halnya dengan system windows, GNU Linux juga memiliki tipe file system yang disebut dengan xfs dan Ext(extended) antara lain Ext2(Extended Generasi ke2), Ext3(Extended Generasi ke3), Ext4(Extended Generasi ke4), hal itu berdasarkan perkembangan dan kebutuhan komputasi yang semakin komplek dan beragam dari era media penyimpanan satuan Mega Byte(MB), sampai ExaByte (EB).
Sama halnya dengan system windows, GNU Linux juga memiliki tipe file system yang disebut dengan xfs dan Ext(extended) antara lain Ext2(Extended Generasi ke2), Ext3(Extended Generasi ke3), Ext4(Extended Generasi ke4), hal itu berdasarkan perkembangan dan kebutuhan komputasi yang semakin komplek dan beragam dari era media penyimpanan satuan Mega Byte(MB), sampai ExaByte (EB).
Pada file system GNU Linux Ext4 memiliki beberapa karakteristik antara lain :
- Mendukung penggunaan file ukuran besar, sampai 16TeraByte(TB)
- Mendukung penerapan system file ukuran besar, sampai 1ExaByte(EB)
- Mendukung isi direktori/folder sampai 64.000 sub direktori/folder
- Mendukung dan mengenali teknologi sebelumnya Ext2, Ext3
- Mengenali tipe system windows FAT32, dan NTFS
Pemilihan tipe dan ukuran file system GNU Linux dapat dilakukan pada saat melakukan instalasi, baik secara otomatis menggunakan panduan(wizard) dan manual. Setelah itu proses instalasi GNU Linux akan berjalan lancar. Setelah proses instalasi GNU Linux selesai, biasanya diperlukan reboot untuk bisa memulai menggunakanya. Untuk mengetahui isi dari partisi file system, bisa menggunakan 2 cara, melalui file manager default dari masing – masing distro Linux atau dengan terminal dengan perintah “ls /”, berikut contoh file system dari distro Peppermint 7 dengan file manager nemo dan terminal :
![]() |
| direktori pada file system |
![]() |
| perintah ls / (ls spasi /) |
Sama halnya dengan partisi C system windows yang terdapat folder seperti program file, user, dan windows, pada GNU Linux direktori yang terdapat pada partisi file system memiliki patokan yang disebut Filesystem Hierarchy Standart (FHS) yang dikeluarkan oleh Linux Foundation, dengan adanya FHS pengguna dan pengembangan dari GNU Linux memiliki panduan tentang layout(tata letak) dan fungsi dari masing masing direktori. FHS dikenalkan pada tahun pada 3 Juni 2015 rilis FHS versi 3. Menurut FHS semua file yang ada di system Linux harus mutlak berada di bawah direktori root. Inshallah pada postingan berikutnya akan dibahas lebih detail tentang direktori yang ada di file system GNU Linux.
gambar partisi oleh dmyhung



