Loading..

Rabu, 04 Januari 2017

Penjelasan partisi swap pada Linux

Ilustrasi swap pada Linux
Pada saat instalasi OS berbasis GNU Linux, dibutuhkan 2 partisi mandatory alias wajib, yaitu / (dibaca : root) dan Swap. Swap itu sendiri bisa berupa partisi independen atau berupa swap file (special file system) sangat jarang digunakan. Secara sederhana Swap diperlukan jika proses yang berjalan memerlukan penggunaan memory lebih besar dari jumlah memory fisik yang ada, dan menggunakan sebagian ruang (space)hard disk untuk menampung proses tersebut selain itu swap juga diperlukan untuk melakukan proses hibernasi(hibernate). 
Partisi root & swap
Swap files merupakan bentuk alternative partisi swap,di GNU Linux “Everything is files”, Tetapi Kenapa swap file kalah popular dibandingkan dengan partisi swap? dari sisi fungsi dan performa tidak ada beda antara partisi dan file, untuk keperluan keamanan swap file lebih rentan dari kegiatan hacking, dengan mudah bisa mengambil informasi yang tersimpan di file dan memanipulasi informasi tersebut. Oleh karena itu swap file jarang ditemukan pada desktop dengan OS berbasis GNU Linux dan Swap file lebih sering dijumpai pada embedded system dan system dengan kebutuhan khusus. 
Partisi swap
Pada OS Windows partisi swap atau swap file setara dengan paging file, sedangkan pada OS berbasis GNU Linux page merupakan representasi dari pembagian RAM dalam unit lebih kecil saat menangani sebuah proses. Perhitungan virtual memory merupakan gabungan antara jumlah (GB)memory fisik dan swap(GB), pada saat mekanisme swaping berjalan, yang dipindah dari memory fisik ke memory disk(swap) adalah page. Karena swapping melibatkan memory(RAM) dan disk(hard disk), yang mana memory memiliki performa lebih cepat dalam satuan nano second, sedangkan disk memiliki performa dalam satuan mili second, jadi dapat dikatakan semakin sering melakukan swapping semakin memperlambat performa system yang ada, tetapi perlu di ingat karena manusia  tidak dapat mengamati dan merasakan perbedaan waktu dalam satuan mili bahkan nano detik jadi saya pribadi berasumsi itu tidak masalah.
Memory virtual = memory + swap
Hampir sebagian besar dokumentasi daring(online) yang ada, aturan alokasi jumlah swap adalah dua kali (2x) dari jumlah memory RAM yang tersedia, contoh jika memliki laptop dengan RAM = 2 GB, maka swap = 4GB, dan kelipatanya, jika acuan itu mutlak diterapkan saya beropini kurang efektif, bayangin saja jika PC yang saya pakai sekarang RAM 12GB, maka space hardisk yang dikorbankan jadi swap 24GB,itu masih skala desktop, gimana jadinya kalo itu server, notabene RAM 16GB ++, space hardisk yang dikorbankan lebih banyak pastinya, belum lagi hardisk yang dipakai SSD, yakin rela… untuk dikorbanin. Secara personal saya lebih fleksible untuk keperluan swap, dan memakai acuan dengan pertimbangan 3 parameter, Kapaitas RAM, HDD, dan fitur hibernasi, jika disederhanakan  sebagai berikut :

  • Modern desktop Linux (RAM 1 s/d 8GB ) -> swap 1 s/d 1,5 kali alokasi memory RAM yang tersedia, dengan pertimbangan tampilan grafis(pemilihan Desktop Environment) dan kemampuan menjalankan banyak aplikasi aktif secara bersamaan,contoh : editing dokumen, putar nada, dll. 
  • Modern desktop Linux (RAM 8 s/d 32 GB) -> swap 0,75 s/d 1 kali alokasi memory RAM
  • Older desktop Linux (RAM < 1GB)->  swap 1 kali alokasi memory RAM, era processor Pentium 4,hardisk IDE 16GB.
  • Server Linux (RAM 32 GB ++)-> 0 s/d 0,5 kali alokasi memory memory RAM, orientasi performa dan menurut salah satu jawaban soal sertifikasi dari ComptiA Linux+ 

Penjelasan diatas merupakan pengalaman pribadi(via virtualisasi) dan dipadukan dari materi yang saya dapat di Internet(forum,knowledge base, website). Jadi dari penjelasan singkat di atas sudah dapat terjawab Frequently Ask Question (FAQ) tentang swap, seperti : apa itu swap?, bentuknya berupa apa? apa fungsinya?, dan berapa ukuran idealnya?

Tentang Penulis

Author: